Oase Iman Buya Yahya
"Nasehat Untuk Putriku"
Wahai putriku, aku masih teringat masa kecilmu, tampak kepolosanmu
tanpa dosa. Terlintas dibenakku sebuah makna tanggung jawab. Dirimu pun
akan selalu berkembang seiring berjalannya waktu. Dan tanpa terasa
engkau telah di ambang kedewasaan. Tergugah kesadaranku bahwa tiba-tba
dirimu dalam suasana yang amat menghawatirkan. Engkau berada pada zaman
kejayayan iblis dan bagundal-bagundalnya
dari bangsa manusia yang setiap saat siap hancurkanmu dengan segala
yang dimilikinya. Zaman dengan budayanya dan zaman dengan
pelaku-pelakunya.
Maafkan aku dan mohonkan aku ampun kepada
Allah jika ternyata aku pun kurang serius memperhatikanmu. Aku telah
lalai membekalimu hal-hal yang amat kau butuhkan kelak di akhirat. Aku
jarang memperkenalkanmu kepada Allah dan Rasulullah SAW. Sekolah yang
aku pilihkan untukmu hanya sekolah yang menghantarmu berbangga dengan
dunia tanpa aku imbangi dengan pendidikan agama, yang sebenarnya lebih
engkau butuhkan. Bahkan, Aku sering sodorkan padamu hal-hal yang
membahayakanmu. Aku telah memasukkan pesan dan bisikan musuh-musuhmu ke
rumahmu. Aku telah hadirkan dalam kehidupanmu potret moral yang busuk
melalui layar televisi yang kau nikmati setiap saat. Aku pun telah
membakalimu dengan handphone kontrol iblis yang senantiasa menyertaimu
yang sebenarnya justru menyulitkanku untuk mengawasimu. Bahkan aku pun
sering tidak peduli dengan perkembangan akhlakmu setiap saat. Aku hanya
memikirkan kebutuhan lahirmu, makan, minum, baju dan tempat tinggal.
Sementara kebutuhan hati dan jiwamu yang menghantarmu ke dalam
kebahagiaan dalam keabadian di akhirat tidak pernah aku pikirkan. Bahkan
kadang baju yang kubelikan pun baju yang mengundang nafsu pengikut
iblis. Aku sering menjadi orang dungu yang hanya bisa bengong melihat
dirimu berdandan untuk membangkitkan hawa nafsu budak iblis.
Kecemburuanku kadang hilang dan menjadikan diriku kurang berarti bagimu.
Wahai putriku bantulah aku untuk mengembalikan kemuliaan pada dirimu.
Maafkan aku jika saat ini aku berbeda dengan hari yang lalu. Kemarin aku
lemah dan dungu yang amat membahayakanmu. Dan hari ini aku telah
menyadari bahwa aku harus meninggalkan kedunguan dan kelemahanku demi
kemulyaan dan kejayaanmu kelak diakhirat.
Aku tidak ingin disebut
tolol dan dungu dengan pendidikanmu yang tidak membawa keselamatanmu di
akhirat. Aku tidak mau di bilang bodoh melihat pakainnmu yang separoh
hati kau kenakan, sebagian badanmu tertutup dan sebagian lagi terbuka.
Aku tidak ingin kau dihinakan oleh mata jalang hamba hawa nafsu. Maka
perhatiakan bahwa dirimu harus kau mulyakan. Berdandanlah dengan
dandanan yang berwibawa dihadapan perampok-peramopok kehormatan.
Jadikanlah mereka takut mendekatimu dan jera jika mereka berusaha
menjailimu. Jangan kau rendahkan dirimu dengan kau umbar tubuhmu disana
sini. Sebab jika dirimu tidak bisa menghargai dirimu sendiri maka orang
lainpun tidak menghargaimu.
Kemulyaanmu wahai putriku pada
kepribadianmu. Jika engkau berwibawa dan mulya maka lelaki jalang hamba
hawa nafsupun akan enggan mendekatimu. Senyummu amat mahal jangan kau
berikan kepada semua orang sebab tidak semua orang tahu nilai senyummu.
Suaramu pun adalah nilai dirimu. Jangan bersuara yang mengundang nafsu
di hadapan bagundal iblis sehingga mereka meremehkanmu. Telah banyak
gadis-gadis seumurmu telah direndahkan oleh mereka. Lihatlah di
sekitarmu, anak gadis sebaya denganmu telah tenggelam dalam kenistaan.
Harga dirinya telah digadaikan dengan karir dan ketenaran..
Putriku,
Sungguh itulah bahasa cinta dan kasihku yang engkau butuhkan saat
ini.Aku sadar bahwa engkau saat ini sudah tidak butuh orang tua yang
hanya bisa memanjamu. Akan tetapi saat ini engkau butuh orang tua yang
mendidikmu dan menuntunmu kepada kemulyaan.
Jangan heran jika aku kadang cerewet wahai putriku dan songsonglah masa depanmu dengan kemulyaan.
Wallahu a'lam bishshowab
♥ Muslimah ♥